Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
PENDAHULUAN
Manifesto
Perpustakaan Sekolah: perpustakaan sekolah dalam pendidikan dan tenaga
pendidikan untuk semua,diterbitkan IFLA/UNESCO pada tahun 2000. Terbitan
tersebutditerima dengan baik di seluruh dunia dan diterjemahkan kedalambanyak bahasa. Terjemahan baru terus bermunculan dan para pustakawan di seluruh dunia menggunakan Manifesto tersebut untuk meningkatkan peran perpustakaan sekolah di daerah dan negaramasing-masing.
Manifesto tersebut menyatakan:
Setiap
Pemerintah melalui kementerian yang bertanggung jawabatasbidang
pendidikan harus mengembangkan strategi, kebijakan dan perencanaan yang
berkaitan dengan pelaksanaan prinsip-prinsip Manifesto ini.
Panduan
ini disusun agar para pengambil kebijakan di tingkat nasional dan lokal
di seluruh dunia mengetahui dan memberikan dukungan serta bimbingan dan
bimbingankepada komunitas perpustakaan. Panduan ini juga ditulis guna
membantu sekolah-sekolah agar dapat menerapkan prinsip yang dinyatakan
dalam manifesto ini.
Penulisan
naskahpanduan tersebutmelibatkan banyak orang di banyak negara dengan
latar belakang situasiyang berbeda-bedaserta mencoba memenuhi
kebutuhansemua jenissekolah. Panduan ini harus dibaca dan digunakan
dalam konteks setempat. Berbagai lokakarya telah diselenggarakan selama
konferensi IFLA; berbagai pertemuan dan diskusi di antara para pakar
perpustakaan telah berlangsung baik melalui tatap muka maupun lewat surat elektronik (email). Panduan ini merupakan hasil sejumlah perdebatandan konsultasi.
Untuk
itu, para editorpanduan ini mengucapkan terima kasih. Di samping itu,
para penyusun juga menyampaikan penghargaan untuk peranserta panitia
pengarah seksi perpustakaan sekolah dan pusat sumberdaya, serta berbagai
panduan yang berasal dari berbagai negara yang telah disampaikan ke
IFLA/UNESCO, khususnya Panduan Perpustakaan Umum yang diterbitkan IFLA
pada tahun 2001.
Seksi tersebut juga telah menerbitkan Perpustakaan Sekolah Dewasa ini dan Masa
Mendatang
pada tahun 2002. Penyusun berharap bahwa manifesto, visi dan panduan
ini, secara bersama-sama akan menjadi dasar berdirinya perpustakaan
sekolah yang unggul di manapun berada.
Tove Pemmer Saetre
dan Glenys Willars
2002
BAB1.MISIDANKEBIJAKAN
“Perpustakaan sekolah dalam pendidikan dan pembelajaran untuk semua”.
1.1Misi
Perpustakaan
sekolah menyediakaninformasi dan ide yang merupakan fondasi agar
berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis
informasi dan pengetahuan. Perpustakaan sekolah merupakan sarana bagi
para murid agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan
daya pikir agarmereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung
jawab.
1.2Kebijakan
Perpustakaan
sekolah hendaknyadikelola dalamkerangka kerja kebijakan yang tersusun
secara jelas. Kebijakan perpustakaan sekolah disusun
denganmempertimbangkanberbagai kebijakan dan kebutuhan sekolah yang
menyeluruh, serta mencerminkan etos, tujuan dan sasaran maupun
kenyataansekolah.
Kebijakan
tersebutmenentukan kapan, di mana, untuk siapa dan oleh siapa potensi
maksimal akan dilaksanakan. Kebijakan perpustakaan akan dapat
dilaksanakan bila komunitas sekolahmendukung dan memberikan
sumbanganpada maksud dan tujuan yang ditetapkan di dalam kebijakan.
Karena itu, kebijakan tersebut harus tertulis dengan sebanyak mungkin
keterlibatan yang berjalan secara dinamis, melalui banyakkonsultasiyang
dapat diterangkan,serta hendaknyadisebarkan seluas mungkin melalui media
cetak.
Dengan
demikian, filosofi, ide, konsep dan maksud untuk pelaksanaan dan
pengembangannya akan makin jelas serta dimengerti dan diterima, sehingga
hal itu dapat segera dikerjakan secara efektif dan penuh semangat.
Kebijakan tersebut harus komprehensif serta dapat dilaksanakan.Kebijakan
perpustakaan sekolah tidak boleh ditulis oleh pustakawan sekolah
sendirian, tetapi harus melibatkan para guru dan manajemen senior.
Konsep kebijakan harus dikonsultasikan secara luas di sekolah
danmendapat dukungan melalui diskusi terbuka yang mendalam. Dokumen dan
rencana kerja berikutnya akanmenjelaskan peranan perpustakaan
dalamhubungannya dengan
berbagai aspek berikut:
•kurikulum sekolah
•metode pembelajaran di sekolah
•memenuhi standar dan kriteria nasional dan lokal
•kebutuhan pengembangan pribadidan pembelajaranmurid dan
•kebutuhan tenaga pendidikan bagi staf
•meningkatkanaraskeberhasilan.
Komponen
yang memberikan sumbangan ikut ambil bagian dalam perpustakaan sekolah
yang dikelola dengan baik dan efektifsecara maksimal adalahsebagai
berikut:
•anggaran dan pendanaan
•tempat/lokasi
•sumberdaya
•organisasi
•ketenagaan
•penggunaan perpustakaan
•promosi.
Semua komponen tersebut di atas adalah penting di dalam kerangka kerja kebijakan dan
rencana
kegiatanyang realistis. Aspek tersebut akan dibahas di dalam dokumen
ini. Rencana kegiatan harus mencakup strategi, tugas, sasaran,
pemantauan dan evaluasi secara rutin. Kebijakan dan rencana merupakan
dokumen aktif yang harus selalu ditinjau ulang.
1.3Pemantauan dan Evaluasi
Dalam
prosesmencapai tujuan perpustakaan sekolah, pihak manajemen harus
secara kontinyu memantau kinerja layanan untuk menjamin bahwa
strategiyang digunakan mampu mencapai
berbagai sasaran yang telah ditentukan. Kegiatan pembuatan berbagai
statistik harus dilakukan secara berkala guna mengetahui arah
perkembangan. Evaluasitahunan hendaknya mencakup semua bidang kegiatan yang dimuat dalam dokumenperencanaan dan meliputi butir berikut:
•apakah kinerja layananmencapai sasaran dan memenuhi tujuan yang ditentukan perpustakaan, kurikulum dan sekolah
•apakah kinerja layanan memenuhi kebutuhan komunitas sekolah
•apakah kinerjamampu memenuhi kebutuhan yang berubah
•apakah sumberdaya layanan kinerjatercukupi
•dan apakah pembiayaan layanan kinerjaefektif. biaya
ndikatorkinerjautamaberikut inimerupakan alat yang berguna untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian tujuan perpustakaan:
Indikator penggunaan:
•pinjaman per anggota komunitas sekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga pendidik )
•jumlah kunjungan perpustakaan per anggota komunitassekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga pendidik)
•peminjamanper butiran materi perpustakaaan (yaitu perputaran koleksi)
•pinjamanper jam buka perpustakaan (selama jam sekolah dan setelah jam sekolah berakhir)
•pertanyaan referens yang diajukansetiapanggota komunitas sekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga pendidik)
•penggunaan komputer dan sumber informasi terpasang.
Indikator sumberdaya:
•jumlah buku yang tersedia untuk setiap anggota komunitas sekolah
•ketersediaan terminal/komputer mejauntuk setiap anggota komunitas sekolah
•ketersediaan akses terpasang komputer untuk setiap anggota komunitas sekolah
Indikator sumber daya manusia:
•nisbah antara staf ekuivalentenaga penuh-waktu dengananggota komunitas sekolah
•nisbah antara staf ekuivalentenaga penuh-waktu dengan penggunaan perpustakaan
Indikator kualitatif:
•survei kepuasan pengguna
•kelompokfokus (focus groups)
•kegiatan konsultasi
Indikator biaya:
•biaya per unit untuk berbagai fungsi, layanan dan kegiatan
•biayastafperfungsi (contoh, peminjaman buku)
•jumlah biaya perpustakaanuntuk setiap anggotamasyarakatsekolah
•jumlah biaya perpustakaan yang dinyatakan dalam prosentase dari jumlah anggaransekolah
•biaya media yang dinyatakan dalam prosentasejumlah anggaran sekolah
Indikator perbandingan:
•Tolok
ukur data statistik dibandingkan dengan layanan perpustakaan yang
relevanserta terbandingkan di sekolah lain dengan besaran dan
karakteristik yang sama.
BAB2.SUMBERDAYA
“Perpustakaan
sekolah harus memperoleh dana yang mencukupi dan berlanjut untuk tenaga
yang terlatih,materi perpustakaan, teknologidan fasilitasserta aksesnya
harus bebas biaya”
2.1Pendanaan dan Anggaran Perpustakaan Sekolah
Untuk menjamin agar perpustakaan memperoleh bagian yang adil dari anggaran sekolah , butir berikut penting artinya:
•memahamiproses penganggaran sekolah
•menyadari jadwal siklus anggaran
•mengenal siapa yang menjadi tenaga penting
•memastikanbahwa segala kebutuhan perpustakaan teridentifikasi.
Dalam merencanankan anggaran komponenrencana anggaran berikut mencakup:
•biaya
pengadaan sumberdaya baru (misalnya, buku, terbitan berkala/majalah dan
bahan terekam/tidak tercetak); biaya keperluan promosi (misalnya,
poster)
•biaya pengadaan alat tulis kantor (ATK) dan keperluan administrasi
•biayaberbagai aktivitas pameran dan promosi
•biaya penggunaanteknologi komunikasi dan informasi (ICT), biaya perangkat lunak dan lisensi, jika keperluan tersebut belum termasuk di dalam biayateknologi dan komunikasi informasiumum di sekolah.
Sebagai
ketentuanumum, anggaran materialperpustakaan sekolah paling sedikit
adalah 5% untuk biaya per murid dalam sistim persekolahan, tidak
termasuk untuk belanja gaji dan upah, pengeluaran pendidikan
khusus,anggarantransportasi sertaperbaikan gedung dan sarana lain.
Biaya
untuk tenaga perpustakaan mungkindapat dimasukkan di dalam anggaran
perpustakaan, meskipun di sebagian sekolah hal itu lebih tepatdimasukkan
di dalam anggaranstafumum.Hendaknyadiperhatikan bahwa pada saat
menghitung biaya tenaga untuk perpustakaan, maka pustakawan sekolah
perlu dilibatkan. Jumlah uang yang tersedia untuk ketenagaanberkaitan
erat dengan isupenting, seperti berapa lama jam buka perpustakaan dapat
diselenggarakan dan standar serta bentuk layanan yang dapat diberikan.
Proyek khusus dan perkembangan lainnyaseperti kebutuhan rak baru
memerlukan permintaan anggaran tersendiri.
Penggunaan
anggaran harus direncanakan secara cermatuntuk keperluan setahun serta
berkaitan dengan kerangka kerja kebijakan. Laporan tahunan hebdaknya
dapat memberikan gambaran bagaimanaanggaran telah digunakan serta
kejelasan apakah jumlah uang yang digunakan untuk perpustakaan telah
mencukupi untuk tugas perpustakaan sertamencapai sasarankebijakan.
Pustakawan sekolah harus mengetahui secara jelas pentingnya anggaran yang cukup untuk perpustakaan,
dan perlu menyampaikan ke manajemen senior karena perpustakaan melayani
seluruh komunitas sekolah. Untuk meningkatkan anggaran perpustakaan
sekolah, berikut ini perlu menjadi bahan pertimbangan:
•besarantenaga perpustakaan sekolah dan koleksi perpustakaan dapat dijadikan tolok ukur pencapaian akademik
•murid
yangmencapainilai lebih tinggi dari standar ujian pada umumnya berasal
dari sekolah yang mempunyai tenaga perpustakaan, buku dan terbitan
berkala/majalah dan bahan pandang-dengar yang lebih banyak dibandingkan
sekolah lainnya, tanpa memandangfaktor lain seperti faktorekonomi.
2.2 Lokasi dan Ruang
Peran pendidikan yang kuat dari perpustakaan sekolah harus tercermin pada fasilitas, perabotan dan peralatannya. Fungsi dan penggunaan
perpustakaansekolahmerupakan factor penting untuk diperhatikan
takalamerencanakan gedung sekolah barudan mereorganisasigedung sekolah
yang sudah ada. Kendati tidak ada ukuran universal untuk
fasilitasperpustakaan sekolah, namun merupakan sesuatu yang bermanfaat
danmembantu jika kita memiliki formula sebagai dasar dalam menghitung
perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru didisain memenuhi
kebutuhan sekolah dengan cara palingefektif. Pertimbangan berikut ini
perlu disertakandalam proses perencanaan:
•lokasi terpusat atau sentral,bimana mungkindi lantai dasar
•akses dan kedekatan,dekat semua kawasan pengajaran
•faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dariluar
•pencahayaanyang baik dan cukup, baik lewat jendela maupun lampu penerangan
•suhu
ruangan yang tepat (misalnya, adanya pengatur suhu ruangan ataupun
ventilasi yang mencukupi) untukmenjamin kondisi bekerja yang baik
sepanjang tahun disamping preservasikoleksi
•disain yang sesuai gunamemenuhi kebutuhanpenderita cacad fisik
•ukuran
ruang yang cukup untuk penempatankoleksi buku,fiksi dan non-fiksi,
bukusampul tebal maupuntipis, suratkabar danmajalah, sumber non-cetak
serta penyimpanannya, ruang belajar, ruang baca, komputer meja, ruang
pameran, ruang kerja tenaga dan meja perpustakaan
•fleksibitas untuk memungkinkan keserbaragaman kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologipadamasa mendatang
Daftar berbagai ruangan yang berbeda-beda berikut ini layak dipertimbangkan ketikamerencanakanperpustakaan baru:
•kawasan
ruang belajar dan riset untuk penempatan meja informasi, laci katalog,
katalog terpasang, meja belajar dan riset, koleksi referensi dan dasar
•kawasan
ruang baca informal untukbuku danmajalah yangmendorong literasi,
pembelajaransepanjang hayat, dan membaca untuk keceriaan
•kawasan
ruang instruksional dengan kursi yang disusun untukkelompok kecil,
kelompokbesar daninstruksional formalseluruhkelas, “dinding
pengajaran”,dengan kawasanteknologipengajaran danpameranyang sesuai
•kawasan
ruangproyekkelompok dan produksi untuk kerja fungsional
danpertemuanperorangan, kelompok maupun kelas, serta fasilitas untuk
produksi media
•kawasan
ruang administrasi untuk meja sirkulasi, ruang kantor, kawasan untuk
memproses materimedia perpustakaan, penyimpanan peralatan
pandang-dengar, dan kawasan materi serta alat tulis kantor.
2.3Perabot dan Peralatan
Disain
perpustakaan sekolah memainkan peran utama menyangkutbagaimana
perpustakaan melayanisekolah. Penampilan estetisperpustakaan sekolah
memberikanrasa nyaman dan merangsang komunitas sekolah untuk
memanfaatkan waktunya di
perpustakaan. Perpustakaan sekolah yang dilengkapi secara tepat hendaknyamemiliki
karakteristik sebagaiberikut:
•rasa aman
•pencahayaanyang baik
•didisain
untuk mengakomodasi perabotan yangkokoh, tahan lama dan fungsional,
sertamemenuhiperyaratan ruang, aktivitas dan pengguna perpustakaan
•didisain untuk menampungpersyaratan khususpopulasi sekolah dalam arti cara paling restriktif.
•didisain
untuk mengakomodasi perubahan padaprogram sekolah, program pengajaran ,
serta perkembangan teknologi audio, video dan data yang muncul.
•didisain
untuk memungkinkan penggunaan,pemeliharaan serta pengamanan yang sesuai
menyangkutperabotan,peralatan, alat tulis kantor danmateri.
•dirancang dan dikelolauntuk menyediakanaksesyangcepatdan tepat waktu ke aneka ragam koleksi sumber dayayang terorganisasi.
•dirancang
dan dikelola sehinggasecara estetis pengguna tertarik dan kondusif
dalamhiburan serta pembelajaran, dengan panduan dan tanda-tandayang
jelas dan menarik
2.4 Peralatan Elektronik dan Pandang-dengar
Perpustakaan
sekolah mempunyai peran penting sebagai pintu gerbang bagi masyarakat
masa kini yang berbasis informasi. Karena alasan inilah, maka
perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke semuaperalatan
elektronik, komputer, dan pandang-dengar. Peralatan tersebut meliputi:
•komputermeja dengan akses Internet
•katalog akses publik yang di sesuaikan denganusia dan tingkat murid yang berbeda
•tape-recorder
•perangkat CD-ROM
•alat pemindai (scanner)
•perangkat video (video players)
•peralatan komputer, khusus disesuaikan untuk pengguna tuna netra ataupun menderita cacad fisik lainnnya.
Perabotan komputer hendaknyadidisain untuk anak-anak danmudah disesuaikan guna meneuhi ukuranfisik yangberbeda.
2.4.1 Sumberdaya Materi
Ruang perpustakaan berstandar tinggi dan memilikisejumlah besarsumberdaya
berkualitas
tinggi merupakan hal penting.Karena alasan tersebut,maka kebijakan
manajemen koleksi bersifat penting.Kebijakan ini menjelaskan maksud,
ruang lingkupdan isi koleksi termasuk akses ke sumber eksternal.
2.5 Kebijakan Manajemen Koleksi
Perpustakaan
sekolah hendaknyamenyediakan akses ke sejumlah besar sumberdaya yang
memenuhikebutuhan penggunaberkaitan dengan pendidikan, informasi dan
pengembangan pribadi. Perkembangan koleksiyang terus menerus merupakan
keharusan untuk menjaminpenggguna memperoleh pilihan terhadapmateribaru
secara tetap. Tenaga perpustakaan sekolah harus bekerjasama
denganadministrator dan guru agar dapat mengembangkan kebijakan
manajemenkoleksibersama. Pernyataan kebijakan semacam itu
harusberdasarkan kurikulum, kebutuhan khusus dan kepentingankomunitas
sekolah, danmencerminkan keanekaragaman masyarakat di luar sekolah.
Unsurberikut hendaknyadimasukkandalam pernyataankebijakan:
•Manifesto Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO – Misi
•Pernyataan Kebebasan Intelektual
•Kebebasan Informasi
•Tujuankebijakan manajemen koleksi dan kaitannya pada sekolah dan kurikulum
•Program jangka pendek dan panjang
2.7Koleksi Materi Perpustakaan
Koleksisumber
daya bukuyangsesuai hendaknyamenyediakansepuluh buku permurid. Sekolah
terkecil hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi
perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku berimbang untuk
semua umur, kemampuan dan latar belakang. Paling sedikit 60% koleksiperpustakaan terdiri dari buku nonfiksi yangberkaitan dengan kurikulum.
Di
samping itu, perpustakaan sekolah hendaknyamemiliki koleksi untuk
keperluan hiburansepertinovel populer, musik, dolanan,komputer, kaset
video, disk laser video, majalah dan poster. Materi semacam itudipilih
bekerja sama dengan murid agar koleksiperpustakaan mencerminkan minat
dan budaya mereka, tanpa melintasi batas wajar standar etika.
2.8 Sumberdaya Elektronik
Cakupan
jasa harus mencakup akses pada sumber informasi elektronik yang
mencerminkan kurikulum dan minat serta budayapengguna. Sumberdaya
elektronik hendaknya meliputi akses ke Internet,pangkalan data referens
khusus dan teks lengkap,bermacam paket perangkat lunak komputer
berkaitan dengan pengajaran. Sumber tersebutdapat diperoleh dalambentuk
CD-ROM dan DVD.
Adalah
penting untuk memilih sistim katalog perpustakaan yang dapat
diterapkanuntuk mengklasifikasi dan mengkatalog materi
perpustakaansesuaidengan standar bibliografis nasional dan
internasional. Hal tersebutmemungkinkan perpustakaan memasukijaringan
yang lebih luas. Di berbagaitempat di dunia, perpustakan sekolah dalam
komunitas lokalmendapat manfaat karena dikaitkanbersama dalamkatalog
induk. Kolaborasi semacam itu dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas
pengolahanbuku serta memudahkan kombinasi sumber dayasecara optimal.
BAB 3.KETENAGAAN (STAF)
“Pustakawan
sekolah adalahtenaga kependidikan berkualifikasi sertaprofesionalyang
bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaaanperpustakaan
sekolah,didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua
anggota komunitas sekolah dan berhubungan denganperpustakaan umum dan
lain-lainnya.”
3.1 Tenaga Perpustakaan
Kekayaan
dankualitas penyelenggaraan perpustakaan tergantung pada sumberdaya
tenaga yang tersedia di dalam dan di luar perpustakaan sekolah. Karena
alasan inilah, maka amatlah penting bagi perpustakaan sekolah memiliki
tenaga berpendidikan serta bermotivasi tinggi,jumlahnya mencukupi sesuai
dengan ukuran sekolah dan kebutuhan
khusussekolahmenyangkutjasaperpustakaan. Pengertian “tenaga”,dalam
konteks ini,adalah pustakawan dan asisten pustakawan berkualifikasi. Di
samping itu, mungkin masih ada tenaga penunjang,seperti para guru,
teknisi, orang tua murid dan berbagai jenisrelawan. Pustakawan sekolah
hendaknyamemiliki pendidikanprofesional dan
berkualifikasi,
dengan pelatihantambahandi bidang teori pendidikan dan metodologi
pembelajaran.Salah satu tujuan utama manajemen tenagaperpustakaan
sekolah ialah agar semua anggota stafharus memiliki pemahaman yang jelas
mengenai kebijakan jasa perpustakaan, tugas dan tanggung jawab yang
jelas, kondisi peraturan yang sesuaimenyangkut pekerjaan dan gaji yang
kompetitifyang mencerminkan profesionalisme pekerjaan.
Sukarelawan hendaknya tidak dipekerjakan sebagai pengganti tenaga yang digaji,
melainkandapat bekerja sebagai tenaga pendukung berdasarkan kontrakyang
memberikan
kerangka kerja formal untuk keterlibatan mereka dalam berbagai
aktivitas perpustakaan sekolah. Konsultan tingkat lokaldannasional dapat
digunakan sebagai penasehat luar menyangkut berbagai masalah yang
berkaitan dengan pengembangan layanan perpustakaan sekolah.
3.2Peran Pustakawan Sekolah
Peranutama
pustakawanialah memberikan sumbangan padamisi dan tujuan sekolah
termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta melaksanakan misi dan
tujuan perpustakaan sekolah. Dalam kerjasama dengan senior manajemen
sekolah,administrator dan guru, maka pustakawan ikut dalam pengembangan
rencana dan implementasi kurikulum. Pustakawan memilikipengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan informasi dan pemecahan masalah informasiserta keahlian dalam menggunakan
berbagai sumber, baik tercetak maupun elektronik. Pengetahuan,
keterampilan dan keahlianpustakawan sekolah mampumemenuhi
kebutuhanmasyarakat sekolah tertentu. Di samping itu, pustakawan
hendaknyamemimpin kampanye membaca dan promosi bacaananak, media dan
budaya.
Dukungan
menajemen sekolahamat perlu, tatkalaperpustakaan
menyelenggarakanaktivitas interdisipliner.Pustakawan harus melapor
langsung kekepala sekolah atau wakilnya. Sangatlah penting serta
diupayakan agarpustakawan diterimasetara dengan anggota tenaga
profesional dan dapat berpartisipasi dalam kelompok kerja dan ikut
sertadalam semuapertemuan dalam kedudukannyasebagai kepala
unit/bagianperpustakaan.Pustakawan hendaknyamenciptakan suasana yang
sesuai untuk hiburan dan pembelajaran yang bersifatmenarik,ramah serta
terbuka bagi siapa saja tanpa rasa takut dan curiga.Semua orang yang
bekerja di perpustakaan sekolah harus memiliki reputasi yang baik dalam
kaitannya dengan anak, kawula mudadan orang dewasa.
3.3Peran Asisten Pustakawan
Asisten pustakawan melaporkan kepada pustakawan serta membantunya sesuai dengan fungsinya..
Posisi asisten pustakawan mensyaratkanpengetahuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan kerja klerikal dan teknologi. Asisten pustakawanharus
memiliki ketrampilan dasar kepustakawanan. Bila belum
memilikiketrampilandasar kepustakawanan, maka perpustakaan sekolah akan
memberikannya. Beberapa tugas pekerjaan asisten pustakawanmeliputi
kegiatan rutin, menyusun materi perpustakaan di rak, peminjaman,
mengembalikanmateri perpustakaanke rak serta pengolahanmateri
perpustakaan.
3.4 Kerjasama antara Guru dan Pustakawan Sekolah
Kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah merupakan halpenting dalam
memaksimalkan potensi layanan perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolahbekerja bersama guna pencapaian halberikut:
•mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid lintaskurikulum
•mengembangkan dan mengevaluasi keterampilandan pengetahuan informasi murid
•mengembangkan rancangan pelajaran
•mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan proyek khusus di lingkungan
pembelajaranyang lebih luas, termasuk di perpustakaan
•mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan budaya
•mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam kurikulum
•menjelaskankepada para orang tua murid mengenai pentingnya perpustakaan sekolah
3.5 Keterampilan Tenaga Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan
sekolah adalah sebuah jasa yang ditujukan kepada semua angggota
komunitas sekolah: peserta didik, guru, administrator, komite sekolah
dan orang tua murid. Semua kelompok tersebut memerlukan keterampilan
komunikasi dan kerjasama secara khusus.
Pengguna utama perpustakaan sekolah adalahpeserta didik dan guru, di samping
kelompok profesional lainnya seperti para administrator dan komite sekolah.
Kualitas dan keterampilan mendasar yang diharapkan dari tenaga perpustakaan sekolah didefinisikan sebagai berikut:
•Kemampuan berkomunikasi secara positif dan terbuka dengananak dan orang dewasa
•Kemampuanmemahamikebutuhanpengguna
•Kemampuanbekerja sama dengan perorangan sertakelompok di dalam dan di luar komunitas sekolah
•Memilikipengetahuan dan pemahamanmengenaikeanekaragamanbudaya
•Memilikipengetahuan mengenai metodologi pembelajaran dan teori pendidikan
•Memilikiketrampilaninformasi sertabagaimana menggunakannya
•Memilikipengetahuan mengenaimateri perpustakaan yang membentuk koleksi perpustakaan sertabagaimana mengaksesnya
•Memilikipengetahuan mengenai bacaan anak,media dan ke budayaan
•Memilikipengetahuan sertaketerampilan di bidang manajemen dan pemasaran
•Memilikipengetahuansertaketerampilan di bidang teknologi informasi
3.6 Tugas Pustakawan Sekolah
Pustakawan sekolah diharapkan mampu melakukan tugas berikut:
•menganalisis sumberdankebutuhan informasi komunitas sekolah
•memformulasi dan mengimplementasi kebijakan pengembangan jasa
•mengembangkan kebijakan dan sistim pengadaan sumberdaya perpustakaan
•mengkatalog dan mengklasifikasi materi perpustakaan
•melatih cara penggunaan perpustakaan
•melatihpengetahuandan keterampilan informasi
•membantumurid dan guru mengenai penggunaan sumberdaya perpustakaan dan teknologi informasi
•menjawab pertanyaan referensi dan informasi dengan menggunakan berbagai materi yangtepat
•mempromosikanprogram membaca dan kegiatan budaya
•ikut sertadalam kegiatan perencanaan terkait denganimplementasikurikulum
•ikut serta dalam persiapan, implementasi dan evaluasi aktivitas pembelajaran
•mempromosikan evaluasi jasa perpustakaan sebagai bagian dari sistem evaluasi sekolahsecara menyeluruh
•membangun kemitraan denganorganisasi di luar sekolah
•merancang dan mengimplementasi anggaran
•mendisain perencanaan strategis
•mengelola dan melatih tenaga perpustakaan
3.7 Standar Etika
Tenaga
perpustakaan sekolah mempunyai tanggung jawab untuk menerapkanstandar
etika yang tinggi dalam hubungannya dengan semua anggota komunitas
sekolah. Semua pengguna harus diperlakuan atas dasarsama tanpa
membedakan kemampuan dan latar belakang mereka. Jasa perpustakaan
hendaknyadisesuaikan dengan kebutuhan pengguna individual. Guna
memperkuat peran perpustakaan sekolah sebagai lingkungan pembelajaran
yang terbuka dan aman, maka tenaga perpustakaan hendaknyamenekankan
fungsi merekasebagai penasihat ketimbang sebagai instruktur dalam
pengertian tradisional. Artinya, yang paling penting dan utama adalah
agar mereka harus mencoba untuk dapat melihat dari sudut pandang
pengguna perpustakaan dan tidak bias atau cenderung pada sudut pandang
mereka sendiri di dalam menyediakan jasa perpustakaan.
BAB 4.PROGRAM DAN KEGIATAN
“Perpustakaan sekolah bagianintegral dalamproses pendidikan”
4.1 Program
Di
dalam program pengembangan kurikulum dan pendidikan nasional,
perpustakaan sekolah hendaknyadipandang sebagai bagian penting guna
memenuhiberbagai tujuan yang berkaitan dengan hal berikut:
•literasi informasi untuk semua,dikembangkandanditerimasecara bertahap melalui sistem sekolah
•ketersediaansumber dayainformasi bagimurid pada semuatingkat pendidikan
•membuka penyebaran informasi dan pengetahuan bagisemua kelompok murid sebagai pelaksanaan hakdemokrasi danasasi manusia
Pada tingkat nasional maupun lokal, disarankan agar
memilikiprogram yang dirancangbangun secara khusus untuk tujuan
pengembangan perpustakaan sekolah. Programtersebut mungkin
meliputitujuan dankegiatanyang berbeda-beda menurut konteksnya. Berikut
ini beberapa contoh kegiatan:
•mengembangkan dan menerbitkan berbagai standar dan panduan nasional dan lokal untukperpustakaan sekolah
•menyediakanmodel perpustakaanuntuk menunjukkanperpustakaan percontohan
•membentuk komite perpustakaan sekolah di tingkat nasional dan lokal
•mendisain kerangka kerja formal untuk kerjasama antara perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum di tingkat nasional dan lokal
•memprakarsai dan menawarkanprogram pelatihanpustakawan sekolah
profesional
•menyediakan dana untukproyek perpustakaan sekolah, sepertikampanye
membaca
•memprakarsaidan mendanai proyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan dan pengembangan perpustakaan sekolah
4.2 KerjasamadanPemanfaatanBersama dengan Perpustakaan Umum
Guna
menyempurnakanjasa perpustakaan bagi anak-anak dan remaja di komunitas
tertentu, disarankan agar perpustakaan sekolah bekerja sama dengan
perpustakaan umum.
Perjanjian kerjasama secara tertulis hendaknyamencakup butirberikut:
•ketentuanumum kerjasama
•spesifikasi dan definisi bidang kerjasama
•penjelasan implikasi biaya dan bagaimana biaya ditanggung bersama
•perkiraan waktu, yaitu untuk berapa lama kerjasama akan berlangsung
Contoh cakupan kerjasama ialah sebagai berikut:
•pelatihan bersama ketenagaan
•kerjasama pengembangan koleksi
•kerjasama program kegiatan
•koordinasi jasa perpustakaan dan jejaring elektronik
•kerjasama dalam pengembangan piranti/peralatan belajar dan pendidikan pemakai perpustakaan
•kunjungan kelas ke perpustakaan umum
•membaca bersama dan promosi literasi
•pemasaran bersama jasa perpustakaan kepada anak-anak dan remaja
4.3 Kegiatan di Tingkat Sekolah
Perpustakaan sekolah harus mencakup berbagai kegiatan secara luas dan harus berperan
penting
guna mencapai misi dan visi sekolah. Semuanya harus ditujukan guna
melayani pengguna potensial di dalam komunitas sekolahdan guna memenuhi
kebutuhan tertentu dan berbeda-beda dari berbagai kelompok sasaran.
Berbagai program dan kegiatan tersebut harus didisain melalui kerjasama erat dengan:
•kepala sekolah/guru kepala
•para kepala unit kerja
•para guru
•tenaga pendukung
•para murid
Kepuasan
para pengguna perpustakaantergantung pada kemampuan perpustakaan
sekolah dalammengidentifikasi kebutuhan pengguna perorangan maupun
kelompok, serta kemampuan perpustakaan sekolah untuk mengembangkan
berbagai jasa perpustakaan yang mencerminkankebutuhanperubahandi
komunitas sekolah.
Kepala Sekolah dan Perpustakaan Sekolah
Kepala
sekolah sebagai pemimpin sekolah dan tenaga utama yang memberikan
kerangka kerja dan suasana untuk mengimplimentasi kurikulum, kepala
sekolah hendaknyamengakui pentingnya jasa perpustakaan sekolah yang
efektif serta mendorong pemanfaatannya.
Kepala
sekolah hendaknyabekerja erat dengan perpustakaan dalammendisainrencana
pengembangan,terutama dalam bidangprogram literasi informasi dan
promosi membaca. Pada saat rencanadilaksanakan, kepala sekolah hendaknya
menjaminpenjadwalanwaktu dan sumberdaya yang luwesuntuk
memungkinkanguru dan murid mengakses ke perpustakaanbesertalayanannya.
Kepala
sekolah hendaknya juga memastikan adanyakerjasama antaraguru dan tenaga
perpustakaan. Kepala sekolahharus memastikanbahwapustakawan sekolah
ikut serta dalam kegiatan pengajaran, perencanaan kurikulum,
pengembangan tenaga berlanjut, evaluasi program dan asesmen pembelajaran
murid.
Di
dalam evaluasi sekolah secara menyeluruh, kepala sekolah
hendaknyamemasukkan evaluasi perpustakaan (lihat Bab 1) dan
menekankansumbangan penting jasa perpustakaan sekolah yang kuat dalam
pencapaian standar pendidikan yang telah ditetapkan.
Kepala Unit kerja dan Perpustakaan Sekolah
Semua
kepala unit kerja di sekolah, masing-masing bertanggung jawabmelakukan
pekerjaan secara profesionaldan hendaknyabekerja sama dengan
perpustakaan agar semua sumber informasi dan jasa perpustakaan mencakup
kebutuhan khusus bidang subjek dariunit kerja. Seperti halnya dengan
kepala sekolah, makakepala unit kerja hendaknyamelibatkan perpustakaan
dalam perencanaan pengembangan dan memberikanperhatian khusus ke
perpustakaan sebagai bagian pentingdari lingkungan pembelajaran dan
sebagai pusat sumber daya pembelajaran.
Guru dan Perpustakaan
Kerjasama
antara guru dan pustakawan telah diuraikan pada Seksi 3.4. Beberapa
aspek tambahan akan disampaikan secara ringkas berikut ini.
Filosofi
pendidikan gurumembentuklandasan ideologis pemikiran mengenai pemilihan
metode pengajaran. Beberapa metode yang berlandaskan sudut pandang
tradisional yang berpendapat bahwagurudan buku ajar sebagai sumber
pembelajaran paling penting tidak mengandalkan peran perpustakaan
sekolah dalam proses pembelajaran. Bila sudut pandang ini digabungkan
dengan keinginan kuat untuk menutup ruang kelas dan melakukan pengawasan
ketat pada aktivitas pembelajaran murid,maka perpustakaan akan semakin
jauh dari pikiran para guru tersebut sebagaipendukung kuat informasi.
Bahkanjika sebagian besar guruberpihak padaideologi guru sebagai ’bank
pendidikan’dan karena itu memandang murid sebagai gudangpasif yang perlu
diisi dengan caramentransfer pengetahuan yang ada di benak guru ke
murid, tetap penting bagi perpustakaan untuk menemukan perannyasebagai
jasa pendukung yang dikaitkandengan kurikulum. Strategi yang berguna
untuk membangun kemitraan dalam pembelajaran pada kerangka pemikiran
tradisional sebagaimana telah diuraikan di atas,dapat diupayakan dengan
mempromosikan jasa perpustakaan terutama bagiguru. Promosi tersebut
hendaknya menunjukkan pokok-pokok sebagai berikut:
•kemampuan
perpustakaan untuk menyediakan sumberdayabagi para guru akan memperluas
pengetahuan subjek mereka atau memperbaiki metodologi pengajaran guru.
•kemampuan perpustakaan untuk menyediakansumberdayauntuk berbagaistrategi evaluasi danasesmen kajian yang berbeda-beda
•kemampuan perpustakaan untuk menjadi mitra kerja dalam merencanakantugas yang dikerjakan di ruang kelas
•kemampuan
perpustakaanmembantuguru menangani situasi ruang kelas yang heterogin
dengan cara memberikan jasa khusus bagi mereka yang membutuhkan lebih
banyak bantuan dan untuk mereka yang memerlukan lebih banyak stimulasi
•perpustakaan sebagai pintu gerbang ke desa global melalui jasa pinjam antar perpustakaan dan jaringanelektronik.
Guru
yang memilikipemikiranprogresif dan ideologi pendidikan yang lebih
terbuka, cenderung menjadi pengguna perpustakaan yang lebih tekun.
Tambahan menyangkut fungsi dan kemungkinan yang telah disebutkan di
atas, guru menempatkanperpustakaan sebagai tempat belajar, dan dengan bertindak demikian, guruakan bergeserdari metode
pengajaran
tradisional. Untuk dapatmengaktifkanmurid dalam proses pembelajaran dan
mengembangkan keterampilan belajar secara mandiri,guru dapat bekerja
sama dengan
perpustakaandalam bidang sebagai berikut:
•literasi
informasi dengan mengembangkan semangat bertanya darimurid dan mendidik
mereka menjadi pengguna informasi yang kreatif dan kritis
•kerja dan tugas proyek
•memotivasi membaca pada semua tingkat/kelas, baik perorangan maupun kelompok
Murid dan Perpustakaan
Murid merupakan kelompok sasaran utama perpustakaan sekolah. Penting adanya
kerjasama dengan anggota lain komunitas sekolah karena hal itudemiuntuk kepentingan murid.
Murid dapat menggunakan perpustakaan untuk berbagai keperluan. Penggunaan
perpustakaan
harus dirasakan sebagai lingkungan pembelajaranyang tidak menakutkan,
bebas, terbuka tempat murid dapat mengerjakan semuatugas, baik sebagai
perorangan maupun sebagai kelompok.
Aktivitas murid di perpustakaanpada umumnya meliputi halberikut:
•pekerjaan rumah tradisional
•pekerjaan proyek dan tugas pemecahanmasalah
•mencari dan menggunakan informasi
•membuat laporan dan karya untuk disajikan di depanguru atau murid
Penggunaan Internet
Sumberdaya
elektronikyang baru merupakan tantangan tersendiribagipengguna
perpustakaan. Penggunaan sumber daya elektronik yang barudapat sangat
membingungkan.Pustakawan dapat memberikan bantuan guna memperlihatkan
bahwa sumberdaya ini hanyalah sekedar alat dalam proses
belajar-mengajar; yaitumerupakan alat untuk mencapai tujuan danbukan
merupakan tujuan.
Pengguna
mengalami frustrasi pada saat mencari informasi, karena mereka
berpikirjika mereka dapat mengakses Internet, maka kebutuhan
informasinya akan terselesaikan. Kenyataannya tidaklah seperti itu.
Pustakawan dapat membantu pengguna Internet dandapat mengurangi
frustrasi sebagai akibat penelusuraninformasi.Hal yang penting di sini
adalah untuk memilih informasi yang relevan dan bermutudari Internet
dalam waktusesingkat mungkin. Murid sendiri secara pelan-pelan namun
pasti akan mengembangkan kemampuan untuk melokasi, mensintesiskan, dan
memadukaninformasi dan pengetahuan baru dari semua disiplin ilmu dalam
koleksi sumber daya. Untuk memprakarsaidan melakukan berbagai program
literasi informasi sampai berhasil merupakansalah satu tugaspenting
perpustakaan. (Lihat Seksi ‘Guru dan Perpustakaan’ yang telah diuraikan
sebelumnya, sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut).
Fungsi KulturalPerpustakaan Sekolah
Perpustakaan dapat dimanfaatkan secara informal sebagai lingkungan yang indah,
berbudaya serta merangsang yang memiliki sumber daya berupamajalah, novel dan terbitan lain serta audio-visual.
Peristiwa penting dapat diselenggarakan di perpustakaan, misalnya kegiatan pameran, kunjungan pengarang dan hari literasi internasional. Jika tersediaruangan yang mencukupi,murid
dapat menyelenggarakan pertunjukan yang diilhami olehbacaandi depanpara
orang tua dan murid lainnya,dan pustakawan dapat mengorganisasi
kegiatan bedah buku danmendongeng untuk murid yang lebih muda.
Pustakawan hendaknyadapat merangsangminat membaca dan mengorganisasi
program promosi membaca guna mengembangkanapresiasi pada literatur.
Aktivitas yang ditujukan untuk mendorong minat baca mencakup aspek
kultural dan pembelajaran. Ada kaitan langsung antara tingkat kemampuan membaca dan hasil pembelajaran. Dalam pendekatannya, pustakawan hendaknya
bersikap pragmatis dan luwes pada waktu menyediakan bahan bacaan bagi
pengguna dan membantu preferensi pembaca perorangan dengan
mengakuihakpribadi masing-masing. Dengan membaca literatur berupa fiksi
dan non-fiksi yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkatannya, maka murid
dirangsang dalam proses sosialisasi dan pengembangankepribadian.
Kerjasama dengan Orang Tua Murid
Kebiasaan
menyertakan orang tua dan wali muriddalam aktivitas sekolah
berbeda-beda diberbagai negara. Perpustakaan dapat memberikan kesempatan
penyertaan orang tua murid dalam berbagai kegiatan sekolah. Sebagai
tenaga relawan, mereka dapat menolongtugas praktis dan membantu tenaga
perpustakaan. Mereka dapat berpartisipasi dalam program promosi membaca,
dengan menjadi motivator di rumah dalam kegiatan membaca anak-anak
mereka. Mereka dapat juga ambil bagian dalam kelompok diskusibacaan
bersama anak-anak mereka dan dengan demikianmemberikan sumbangan, dalam
cara pembelajar unggul, hasil aktivitas membaca..Cara lain untuk
melibatkan orang tua muridialah membentuk kelompok ‘sahabat
perpustakaan’. Kelompok semacam ini dapat menyediakandana ekstra untuk
berbagai kegiatan perpustakaan dan dapat membantu perpustakaan untuk
mengorganisasi kegiatan peristiwakultural khusus yangmemerlukan lebih
banyakbiaya tambahandariapada yang dapat disediakanperpustakaan.
BAB 5. PROMOSIPERPUSTAKAANDANPEMBELAJARAN
5.1 Promosi
Jasa
dan fasilitas yang disediakanperpustakaansekolah harus aktif
dipromosikan sehingga berbagai kelompok sasaran selalu menyadari peran
utamanya sebagai mitra dalam pembelajarandan sebagai pintu gerbang
kesemua jenis sumber informasi. Berbagai kelompok sasaran tersebut telah
diuraikan di beberapa babsebelumnya. Mereka adalah para kepala sekolah
dan anggota kelompok manajemen sekolah, para kepala unit kerja sekolah,
guru murid, para eksekutif pemerintahan dan orang tua murid. Dengan
demikian berbagai macam promosi harus disesuaikan dengan berbagai
kelompok sasaran yang berbeda-beda.
5.2 Kebijakan Pemasaran
Perpustakaan
sekolah hendaknyamempunyai kebijakan tertulis menyangkutpemasaran dan
promosi, merinci berbagai sasarandan strategi. Kebijakan ini harus
dikerjakan bersama-sama dengan manajemen sekolah danstaf pengajar.
Dokumen kebijakan ini hendaknyamemuat unsurberikut:
•sasarandan strategi
•rencana tindakan agar pasti tujuan tercapai
•metode evaluasi
Berbagai
tindakan yang diperlukanakanberbeda-beda tergantung padasasaran dan
kondisi setempat. Beberapa isu penting diuraikan berikut ini sebagai
satu cara
penggambaran kebijakan :
•memulai dan mengoperasionalkan situs Web perpustakaan sekolah guna
mempromosikan jasa perpustakaan danterhubung dengan situs Web serta portallain yang berkaitan
•menyelenggarakan berbagai pameran
•membuat terbitan berisi informasi mengenai jam buka, jasa dan koleksi
perpustakaan sekolah
•mempersiapkan
dan menyebarluaskan bermacam daftar sumber informasidan pamflet yang
berkaitan dengan kurikulum dan berbagai topik lintas kurikulum
•memberikan informasi tentang perpustakaan padapertemuan murid baru dan orang tua mereka
•membentuk bermacam kelompok ‘sahabat perpustakaan’ bagi para orang tua murid dan lainnya
•menyelenggarakan pameranbuku, kampanyemembaca dan literasi
•membuat rambu, tanda, markayang efektif di dalam dan di luar perpustakaan
•menjadi penghubung ke organisasi lain setempat (misalnya,perpustakaan umum, jasa museum dan organisasisejarah setempat).
Rencana
tindak tersebut hendaknyadievaluasi, dibahas ulang dan direvisisetiap
tahun, dan seluruh dokumen kebijakanhendaknyadibahasbersama paling
sedikit sekali setiap dua tahun.
5.3 Pendidikan Pemakai
Kursus dan program berbasis perpustakaan yang ditujukanpada murid dan gurutentang bagaimanacara
menggunakan perpustakaan, pada hakekatnya merupakan alat pemasaran
paling efektif. Karena alasan inilah, maka sangatlah penting bahwa
kursus danpelatihan semacam
itudidisain sebaik-baiknya sertamempunyai cakupanluas dan seimbang.
Karena program ini memainkanperan utama di perpustakaan, maka sudahlah
tepat memperhatikannya sebagaimana telah diuraikan pada Bab 4. Namun
demikian aspek pemasaran semua jenis pendidikan pemakai, demikian
penting sehingga lebih cocok dibahaspada bab ini.
Pelatihan
yang didisain khusus untuk guru hendaknyamemberikan bimbingan yang
jelas mengenai peran perpustakaan di dalam kegiatan belajar-mengajar
serta bantuan yang tersedia dari stafperpustakaan. Pelatihan semacam ini
hendaknya secara khusus menekankan pelatihan praktis dalam mencari
informasi yang berhubungandengan mata pelajaran yang diajarkan guru.
Melalui pengalaman mereka dalam mencari sumber informasi yang sesuai,
guru akan semakin memiliki pemahaman yang lebih dalammengenaibagaimana
perpustakaan dapat melengkapi tugas kelas serta diintegrasikanke topik
kurikulum.
Seperti
halnya dengan berbagai program di sekolah, bermacam komponen pada
pelatihan bagi murid disampaikan berurutan secara logis untuk
meningkatkankemajuan dan Kesinambungan dalam pembelajaran murid. Hal ini
berarti bahwaketerampilan dan sumberdayainformasi harus diperkenalkan
secara progresifmelaluitahap dan tingkatan.
Pustakawan sekolah mempunyai tanggung jawab utama dalam berbagai program
pendidikan
pemakai, namun harus bekerja sama dengan para guru, dan
mengusahakanagar bermacam komponen mata pelajaran dapat terkait erat
sesuaikurikulum. Guru harus selalu hadir pada saat para murid mengikuti
berbagai program pelatihan perpustakaan dan mereka dapat bertindak
sebagai penasihat serta bekerja sama dengan pustakawan.
Di dalam pendidikan pemakai ada 3 ranahtenaga pendidikan yang perlu diperhatikan:
•pengetahuan
mengenai perpustakaan; apa tujuannya, berbagai jasa yang tersedia,
bagaimana diorganisasisertasumberdayaapa saja yang tersedia
•keterampilan
mencari dan menggunakan informasi,
menggunakanmotivasiuntukmendayagunakanperpustakaan untuk belajar
pembelajaran secara formal maupun informal.
5.4 ModelProgramKeterampilanStudidanLiterasi Informasi
Filosofi
Murid
melekinformasihendaknya pembelajarmandiri yang kompeten. Merekasadar
dan mengenaikebutuhan informasinya dan secara aktif terlibat kegiatan
dunia ide. Mereka hendaknya menunjukkanrasa percaya diridalam kemampuan
untuk memecahkan masalah dan tahu informasi yangrelevan dengan hal itu.
Merekahendaknya mampu mengelola perangkat teknologi untuk mengakses
informasi dan berkomunikasi.Mereka hendaknya mampu untuk bekerja dengan
nyamandalam situasi di mana terdapat beberapa jawaban jamak, termasuk
jika tidak ada jawaban sama sekali. Merekahendaknya memegang
teguhstandar yang tinggidalam pekerjaannnya dan serta menciptakan
produkberkualitas. Muridmelek informasihendaknya luwes, mampu
beradaptasi terhadap perubahan, serta mampu bekerja baik secara
perorangan maupun bekerja kelompok.
Panduan
literasi informasi menyediakanbagi semua murid prosespembelajaran yang
dapat ditransfer secara lintaskawasan isijuga dari lingkungan akademikke
kehidupan nyata. Panduan ini menguraikan halberikut ini:
•murid hendaknya mengkonstrukmakna dariinformasi
•murid hendaknya menciptakan produk bermutu
•muridhendaknya belajar mandiri
•muridhendaknyaberpartisipasi secara efektif sebagai anggota kelompok kerja
•murid hendaknya menggunakan informasi dan teknologi informasi secara
bertanggung jawab dan etis.
Keterampilan belajar dapat memberikan kontribusi kepada ‘filosofi’ ini agar terus
berlangsung dan dicakup dalam daftar berikut ini:
•keterampilan belajararahan sendiri
•keterampilan bekerjasama
•keterampilan merencanakan
•keterampilan melokasi dan pengumpulan
•keterampilan menyeleksi dan menilai
•keterampilan mengorganisasi dan merekam
•keterampilan mengkomunikasikan dan melaksanakan
•mengevaluasi.
Keterampilan BelajarArahan Sendiri
Keterampilan belajar arahan sendiri sendirisangat kritis dalam pengembangan
pembelajaran
sepanjang hayat.Para peserta didik mandiri harus mampu menciptakan
sasaran informasi secara jelas serta mengelola perkembangannya agar
tujuan tercapai.
Mereka
hendaknyamampu menggunakansumber media untuk kebutuhan serta pribadi,
mencari jawaban atas pertanyaan, menimbangperspektif alternatif dan
mengevaluasi sudut pandang yang berlainan. Mereka hendaknyamampu
bertanya untuk memperoleh bantuan dan mengetahui organisasi dan struktur
perpustakaan. Pustakawan memainkan peran penting sebagai mitra
pembelajar, menasehati, para murid pada tahap aktivitas
pembelajaran.
Keterampilan Bekerjasama
Perpustakaan
sekolah merupakan tempat berkumpulnya orang-orangyang beraneka ragam
dengan sumber dan teknologi yang bermacam-macam. Jika beberapa murid
bekerja dalam suatu kelompok, mereka belajar untuk mempertahankan
pendapat serta bagaimana mengkritikberbagai pendapat secara konstruktif.
Merekamengakui ideyang berbeda dan menghormati latar belakang dan gaya
pembelajaranorang lain. Di samping itu, mereka menciptakan berbagai
proyek yang mencerminkan berbagai perbedaan individualdan memberikan
sumbangan dalam mensintesiskan tugas perorangan menjadi produk akhir.
Pustakawan
dapat bertindak sebagai penasihat kelompok dan memberikan bantuan
sebanyak mungkin pada saat mereka menggunakan perpustakaan sebagai
sumber untuk kegiatan memecahkan masalah.
Keterampilan Perencanaan
Keterampilan
merencanakan merupakan prasyarat penting untuk setiap tugas penelitian,
proyek, karya tulis atau topik. Pada tahap awal proses pembelajaran,
aktivitas seperti curah pendapat, menyusunpertanyaandan identifikasi
katakunci memerlukan kreativitasdisamping juga praktek berkala.
Murid
yang terampil dalam perencanaan hendaknyamampu mengembangkan sasaran,
menjelaskan masalah yang akan dicari pemecahannya dan mendisain metode
kerja untuk keperluan tersebut. Pustakawan hendaknya dilibatkan dalam
proses perencanaan sejauh harapan para murid. Pustakawan diharapkan
memberikan nasihat mengenai sumber daya yang tersedia dan mengenai
kemungkinan adanya jawaban untuk kegiatan yang ditugaskan
sejak awal proses pekerjaan tersebut.
Keterampilan Melokasi dan Mengumpulkan Informasi
Melokasi
dan mengumpulkan informasi merupakan keterampilan dasar yang perlu
dikuasai para murid agar mereka mampu menelusur/mencari informasi di
perpustakaan sebagai pembelajarmandiri. Keterampilan ini mencakup
pemahaman susunan berdasarkan abjad dan nomor, menggunakan berbagai
jenis alat untuk penelusuran informasi di pangkalan data di komputer dan
Internet. Diperlukan bantuan untuk menguasai keterampilan melokasi
informasi. Semuanya terkait dengan kurikulum keseluruhandan dikembangkan
secara progresif dalam konteks subyek.Latihan untuk keterampilan ini
hendaknyamencakup penggunaan majalah indeks, berbagaisumber rujukandan
jangkauan penuh teknologi informasi. Murid yang kompeten yang menguasai
keterampilan ini akan mampumengintegrasikansemua hasil informasi
tersebut pada saat dia bekerja dengan menggunakan metode yang
berbeda-beda sepertisurvei, wawancara, eksperimen, observasi dan
kajiansumber. Pustakawan hendaknya mendisainpelatihanketerampilan
melokasi dan mengumpulkan informasi yang dapatdisesuaikan dengan
kebutuhan khusus perorangan maupun kelompok. Disain tersebut
hendaknyadikerjakan bersama guru.
Secara umum, pelatihan keterampilan semacam itu merupakan bagian paling penting dalam pendidikan pemakai di perpustakaan.
Keterampilan Memilihdan Menilai Informasi
Murid
perlu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan
evaluatif.Bersama-sama dengan keterampilan yang telah diuraikan di
depan, keterampilan ini penting artinya untuk memperolehhasiloptimal
dari penggunaan perpustakaan
Program yang didisain guna meningkatkan keterampilan ini, hendaknyamencakup latihan berikut ini:
•membentuk pertanyaan yang tepat
•mengidentifikasi sumber informasi yang diperkirakan dapat digunakan
•menggunakan bermacam-macam strategi
•menentukan perkiraan kesesuaianwaktu
•membuat berbagai etika.
Pustakawan
hendaknyasecara khusus memfokuskanpada bimbingan muriddalam hal
bagaimana mencari informasi otoritatif, terkini dan relevanserta
bagaimana mendeteksi setiapbias atau ketidaktepatan. Sejumlah besar
cakupan sumber informasiperlu diperiksa, dibandingkan dan dinilai guna
memastikan bahwa hipotesis serta kesimpulan terbentukberdasarkan
landasanpengetahuan yang luas. Murid yang kompeten hendaknya mampu
mengidentifikasi kriteria berkaitan otoritas, kelengkapan, format dan
relevansi, sudut pandang, keandalandan kesesuaian waktu.
Keterampilan Mengorganisasi dan Mencatat Informasi
Konsepsi
tradisional mengenai fungsiperpustakaanseringkali hanya sebatas
kegiatan mengumpulkan dan memilihinformasi. Kegiatan mengorganisasi dan
menggunakaninformasi belum diakui sepenuhnya. Akan tetapi, di
perpustakaan sekolah, kegiatan tersebut merupakan kegiatan penting sama
pentingnya dengan titik awal. Pustakawan hendaknya membantumuriddalam
pengembangan keterampilan ini bila mereka mengerjakan proyek dan
tugaslain. Karena alasan ini, maka pustakawan hendaknyaseorangpakar
dalam kaidah struktural laporan proyek danmembantumurid mengenai
bagaimana menulis tajuk, bab dan daftar pustaka.Di samping itu,
ketrampilan muridmeringkas, mengutip dan menulisdaftar bacaansecara
lengkap dan akurat,hendaknya dikembangkan di perpustakaan serta dibantu
oleh pustakawan. Murid yang kompeten hendaknya sanggupmembuat
catatan,menyimpan informasidan menjadikannyasiap untuk digunakan.
Keterampilan Berkomunikasi dan Realisasi
Mengintepretasikan
informasi dan memanfaatkannya pada waktu mengerjakan proyek dan
tugasmerupakan dua keterampilan pembelajaran yang paling sulit. Dengan
menguasai keterampilan ini, akan dapat terlihat apakah muridbenar-benar
memahami informasiyang mereka sajikan atau tidak. Mentransformasikan
informasi yang telah terkumpul agar benar-
benar dipahamiorang lain merupakan aktivitas penuh tantangan.
Murid yang kompeten hendaknya sanggupmemproses informasi sesuai urutan berikut:
•mengintegrasikaninformasi yang berasal dari bermacam-macam sumber
•membuathubungan berbagai informasi yang terkumpul
•membuat kesimpulan
•membentuk makna
•membentuk keterkaitan dengan pengetahuan sebelumnya.
Lebih lagi, murid yang kompeten hendaknyadapat melakukan hal berikut:
•berkomunikasi secara jelas
•menyatakan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan
•mendemonstrasikan presentasi secara efektif.
Peran pustakawan di siniialah memberi nasihat dan melatihmuridmengenai aktivitas
tersebut sertamenciptakanlingkungan belajar di perpustakaan yangsesuai dengan
kebutuhan bantuan murid
Keterampilan Mengevaluasi
Tahap terakhir proyek pembelajaran muridterdiri dari proses mengevaluasi dan hasil
evaluasi. Amatlah penting bagi murid melakukan pemikiran kritis mengenai usaha mereka
dan apa yang telah mereka capai. Karena itu murid yang kompeten hendaknya mampu
menyelesaikan hal berikut :
•menghubungkan hasil kegiatan dengan apa yang direncanakan dan menentukan apakah hasil kegiatan telah mencapai tujuannya
•menentukan kekuatan dan kelemahan proyek
•memperlihatkan perbaikan dan implikasinya untuk tugas masa yang akan datang
Pustakawan
hendaknya dilibatkan dalam proses evaluasi bersama guru atas dasardua
alasan. Pertama, agar diketahui bagaimana perpustakaan telah dikelola
guna memenuhi kebutuhan pemakai. Alasan kedua, agar pustakawan dan
perpustakaan mampu berfungsisebagai mitra pembekajaran yang aktif yang
sanggupmemberi gambaranmengenai hubungan antara proses
pembelajarandengan hasil akhir.
Banyak
negara, para pejabat setempat dan berbagai perpustakaan sekolah telah
berhasil membuat perencanaan pendidikanpemakai perpustakaan. Beberapa
informasi mengenai haltersebut tersedia di Internet